Cara Mencegah Terjadinya Pengerjaan Ulang ( Rework ) Di Konstruksi

Pengerjaan ulang adalah tindakan mengulangi atau mengoreksi pekerjaan yang semula dilakukan secara tidak benar. Pengerjaan ulang dapat terjadi pada setiap proyek konstruksi, baik itu proyek kecil atau besar. Secara umum, pengerjaan ulang dapat memiliki efek negatif pada proyek, seperti pembengkakan waktu dan biaya pada proyek konstruksi

Hal Umum Terjadinya Pengerjaan Ulang ( Rework ) Di Konstruksi

  • Alasan umum untuk pengerjaan ulang dalam proyek konstruksi
  • Ada banyak alasan untuk mengulang konstruksi, berikut ini adalah gambaran umum alasannya.
  • Perubahan dan Kesalahan Desain: Rencana sering berubah karena berbagai alasan, termasuk kesalahan desain dan/atau ketidaksesuaian antara apa yang dirancang dan apa yang sebenarnya dapat dibangun.
  • Kehilangan dokumen proyek: Menemukan informasi yang dibutuhkan sulit atau umumnya informasi tidak tersedia saat dibutuhkan.
  • Kurangnya koordinasi: Lingkungan kerja gagal mendorong kerja tim dan dapat menciptakan hubungan yang berbahaya antara pemangku kepentingan.
  • Komunikasi yang buruk: Tim mungkin tidak dapat berbagi informasi saat berada di lapangan, terutama ketika informasi proyek disimpan di lokasi yang sulit dijangkau.
  • Pengadaan bahan yang tidak efisien: Tim gagal mendapatkan bahan tepat waktu atau tidak memenuhi spesifikasi.
  • Hasil berkualitas buruk: Kualitas tergantung pada dua faktor dalam konstruksi, bahan dan tenaga kerja. Jika HR tidak diklasifikasikan sebagai keterampilan, maka mungkin akan salah.
  • Tekanan penjadwalan: Masalah dapat muncul saat Anda terburu-buru memenuhi tenggat waktu atau gagal memenuhi persyaratan desain dan non-standar.

Dampak pengerjaan ulang pada proyek

Pengerjaan ulang pada proyek konstruksi memiliki dampak yang signifikan terhadap biaya proyek, waktu dan kinerja. Menurut penelitian dari Navigant Construction Forum™, kerugian pengerjaan ulang dapat mencapai 7,25% dari biaya langsung dan 10,89% dari biaya tidak langsung dari total biaya konstruksi. Selain itu dapat menyebabkan keterlambatan sebesar 9,8% dari waktu yang direncanakan dalam proyek.

Untuk menghitung dampak renovasi terhadap biaya konstruksi, Anda dapat menggunakan rumus sederhana yang dikembangkan oleh CII sebagai berikut.

(text{Total Faktor Pengerjaan Ulang (TFRF)} = frac{text{Total Biaya Tenaga Kerja Langsung}}{text{Total Biaya Konstruksi}})

Bagaimana mencegah pengerjaan ulang dalam konstruksi

Ide utama untuk mengurangi dan/atau mencegah dan mengerjakan ulang kesalahan tersebut adalah untuk mengidentifikasi penyebab atau dari mana asalnya.

1. Sejajarkan tim proyek sesegera mungkin

Setiap anggota tim proyek harus diberi tugas selama fase pra-konstruksi untuk mempersiapkan dan mempelajari spesifikasi desain secara menyeluruh. Namun, atur tim ke dalam kelompok kerja yang terpisah sehingga anggota tidak bekerja sendiri. Terapkan pendekatan terpadu, seperti konstruksi ramping, di mana semua anggota organisasi memiliki tujuan yang sama: keberhasilan proyek.

2. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi

Ada banyak komponen dalam proyek konstruksi. Misalnya pemilik, kontraktor, subkontraktor dan sebagainya. Apabila ada perubahan harus segera menginformasikan kepada semua pihak terkait untuk menjaga arus informasi. Untuk memudahkan, gunakan fitur grup aplikasi online seperti WhatsApp, yang berisi semua pihak yang terlibat dalam proyek. Dengan cara ini, semua pihak terkait dapat dengan mudah mengakses dan memberikan informasi, dan semua informasi dicatat dalam riwayat pesan. Memiliki log koneksi dapat mengurangi pengerjaan ulang dengan koneksi terbuka.

Tentu saja, jika Anda harus bekerja lagi, agar semua pihak yang terkena dampak dapat saling berkomunikasi dan bekerjasama, bersinergi dan memfasilitasi program pembangunan. Oleh karena itu, pengerjaan ulang dapat dilakukan dengan cepat.

3. Menerapkan manajemen mutu

Mutu atau kualitas merupakan salah satu aspek keberhasilan suatu proyek konstruksi selain waktu dan anggaran yang tepat. Kurangnya pemeriksaan kualitas pada akhirnya akan menghasilkan pengerjaan ulang. Oleh karena itu, penerapan standar kualitas harus menjadi prioritas bagi setiap perusahaan konstruksi. Jika Anda menemukan kesalahan, lakukan tindakan korektif. dengan mutu yang memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi dan spesifikasi; Pengerjaan ulang berkurang.

4. Melakukan pelatihan tenaga kerja

Sumber daya manusia mempengaruhi kinerja proyek. Sumber daya manusia harus dilatih dengan baik tentang cara melakukan setiap tugas, sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar. Pekerja yang belum berpengalaman membutuhkan pengawasan yang lebih untuk menyesuaikan standar kualitas pekerjaan. Jadi, pasangkan tenaga kerja tersebut dengan seseorang yang lebih berpengalaman untuk bertindak sebagai mentor untuk memantau dan memberikan bimbingan langsung. Tenaga kerja yang terampil merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja di tempat kerja.

Ringkasan

Mungkin sulit untuk menghindari pengerjaan ulang di industri konstruksi, tetapi pemantauan terus menerus membantu mengidentifikasi potensi kegagalan. Oleh karena itu, pengerjaan ulang dapat dikurangi dan bahkan dicegah. Dengan cara ini, proyek dapat dilakukan sesuai rencana, menghemat waktu, memenuhi biaya dan memenuhi kualitas proyek.

Tidak ada komentar untuk "Cara Mencegah Terjadinya Pengerjaan Ulang ( Rework ) Di Konstruksi"